Sering tidak kita sadari bahwa dalam
makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang
bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan dan bahan campuran
lain. Za-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel,
sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama.
Dampak negatif yang bisa terjadi
adalah dapat memicu kanker, kelainan genetik, cacat bawaan ketika lahir, dan
lain-lain.
Tidak ada cara untuk menghindar
100% dari bahan-bahan kimia itu dalam kehidupan kita sehari-hari, yang
perlu kita lakukan adalah meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati
ambang batas yang disarankan. Karena selain banyak tersedia di pasaran,
bahan-bahan tersebut juga harganya yang relatif sangat murah.
Berikut adalah contoh bahan-bahan yang
bersifat racun yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari :
1. Sakarin (Saccharin)
Sakarin
adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan sangat manis, kira-kira 550 kali
lebih manis dari pada gula biasa.
Oleh karena itu ia sangat populer
dipakai sebagai bahan pengganti gula.
Tikus-tikus
percobaan yang diberi makan 5% sakarin selama lebih dari 2 tahun, menunjukkan
kanker mukosa kandung kemih (dosisnya kira-kira setara 175 gram sakarin sehari
untuk orang dewasa seumur hidup).
Sekalipun
hasil penelitian ini masih kontroversial, namun kebanyakan para epidemiolog dan
peneliti berpendapat, sakarin memang meningkatkan derajat kejadian kanker
kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai,
khususnya pada kaum laki-laki.
Food and Drug
Administation (FDA) Amerika menganjurkan untuk membatasi penggunaan sakarin
hanya bagi para penderita kencing manis dan obesitas. Dosisnya agar tidak
melampaui 1 gram setiap harinya.’
2. Siklamat
(Cyclamate)
Siklamat
adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan kira-kira 30 kali lebih mains dari
pada gula tebu (dengan kadar siklamat kira-kira 0,17%). Bilamana kadar larutan
dinaikkan sampai dengan 0,5%, maka akan terasa getir dan pahit.
Siklamat
dengan kadar 200 mg per ml dalam medium biakan sel leukosit dan monolayer
manusia (in vitro) dapat mengakibatkan kromosom sel-sel tersebut pecah. Tetapi
hewan percobaan yang diberi sikiamat dalam jangka lama tidak menunjukkan
pertumbuhan ganda.
Di
Inggris penggunaan siklamat untuk makanan dan minuman sudah dilarang, demikian
pula di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat.
3. Nitrosamin
Sodium nitrit adalah bahan kristal yang tak berwama atau
sedikit semu kuning. Ia dapat berbentuk sebagai bubuk, butir-butir atau
bongkahan dan tidak berbau. Garam ini sangat digemari, antara lain untuk
mempertahankan warna asli daging serta memberikan aroma yang khas seperti
sosis, keju, kornet, dendeng, ham, dan lain-lain.
Untuk pembuatan keju dianjurkan supaya
kandungan sodium nitrit tidak melampaui 50 ppm, sedangkan untuk bahan pengawet
daging dan pemberi aroma yang khas bervariasi antara 150 – 500 ppm.
Sodium
nitrit adalah precursor dari nitrosamines, dan nitrosammes sudah dibuktikan
bersifat karsinogenik pada berbagai jenis hewan percobaan. Oleh karena itu,
pemakaian sodium nitrit harus hati-hati dan tidak boleh melampaui 500 ppm.
Makanan
bayi sama sekali dilarang mengandung sodium nitrit.
4. Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di pasar-pasar
ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling banyak digemari di Indonesia
adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan coklat.
Dua
dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah Rhodamine-B dan
metanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industri
untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit dsb. dan bukan untuk makanan dan
minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kedua zat warna tersebut
kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma.
Selain
itu, boraks, juga merupakan zat pewarna favorit yang sering digunakan oleh
produsen makanan.
5. Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat
(MSG) atau vetsin adalah penyedap masakan dan sangat populer di kalangan para
ibu rumahtangga, warung nasi dan rumah makan. Hampir setiap jenis makanan masa
kini dari mulai camilan untuk anak-anak seperti chiki dan sejenisnya, mie
bakso, masakan cina sampai makanan tradisional sayur asam, lodeh dan bahkan sebagian masakan padang sudah dibubuhi MSG atau vetsin.
Pada
hewaan percobaan, MSG dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron,
degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi
sel, mengakibatkan kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan
merusak jaringan lemak.
Terima ksih untuk informasinya sobat, membuat saya tersadar untuk lebih memperhatikan makanan saya sobat...
BalasHapusSama-sama bro :)
Hapus